HAIDAR ALWI HADIR KETIKA KETEGANGAN SOAL IJIN GEREJA DIPERSOALKAN

AkpersiNews.com/Jakarta – Pada saat menjelang akhir tahun 2021, tepatnya akhir bulan November 2021, ada sebuah gereja di Bogor, didatangi oleh oknum Ormas yang menanyakan Surat Ijin tempat ibadah, hal ini sempat membuat Ibu Gembala sidang di Gereja tersebut sedikit merasa tertekan. Oknum Ormas tersebut berasal dari ormas yang bernuansa adat istiadat dari Kota Bogor. Hal ini disampaikan oleh seorang sahabat kepada saya, dan dia mengajak saya juga untuk menjumpai Ibu Gembala gereja tersebut, pada esok harinya dalam acara persekutuan Mingguan di rumahnya. Lalu saya pun datang menuruti ajakan sahabat saya tersebut, dan berjumpa dengan Ibu Gembala tersebut, lalu kemudian berbincang setelah ibadah persekutuan selesai. Kami berbicara hati-hati sekali, agar tidak terdengar dari luar, lalu kemudian Ibu Gembala tersebut menceritakan kejadiannya tentang kedatangan oknum Ormas yang menanyakan ijin tempat ibadah tersebut, persis seperti apa yang disampaikan oleh sahabat saya. Lalu saya berkata: “Saya ini bukan siapa-siapa, saya hanya bisa membuat perencanaan atau gagasan dalam bentuk visual saja”. Tapi saya akhirnya mengusulkan agar acara Natal yang akan di gelar tanggal 5 Desember 2021 itu diganti namanya menjadi Silaturahmi Toleransi Indonesia dengan menghadirkan Tokoh adat Sunda, Tokoh Toleransi yang bisa mengedukasi masyarakat, Pihak TNI POLRI dan pemerintahan setempat seperti Camat Lurah dan RT RW. Ibu Gembala menyetujui usulan saya itu dan segera meminta agar bisa segera bertemu dengan tokoh-tokoh tersebut.

Haidar Alwi, kaget tergerak hatinya mendengar kabar itu

Setelah berbincang dengan Ibu Gembala, saya menjumpai Bapak Haidar Alwi untuk menceritakan tentang kejadian di Gereja Bogor tersebut. Saya katakan kepada Bapak Haidar Alwi bahwa ada sebuah Gereja, akan merayakan Natal, tapi ada oknum Ormas yang mempertanyakan Ijin gereja. Bapak Haidar Alwi pun bereaksi agak kaget dan berkata : “Kok beraninya sampe orang mau ibadah saja ditanya-tanya ijin segala” . Lalu beliau menyatakan niatnya untuk hadir dan membagikan santunan untuk anak yatim dari Kristen dan dari keluarga muslim. Sampai saat pelaksanaan acara bertajuk Silaturahmi Toleransi Indonesia itu pada tanggal 5 Desember 2021, di sebuah Gereja di kawasan Semplak, Kota Bogor, Haidar Alwi pun berdampingan dengan seorang tokoh adat, Pihak TNI POLRI dan aparat pemerintahan wilayah setempat.
Ada banyak sekali pesan yang disampaikan oleh Haidar Alwi, tentang pentingnya Toleransi Indonesia. Ancaman perpecahan bangsa jika tidak mempedulikan Toleransi Indonesia. Haidar Alwi juga menyampaikan tentang sebuah perjanjian untuk saling menjaga bagi kaum Muslim, dan Kristen yang disebut perjanjian Najran. Haidar Alwi juga menyampaikan kepada anak anak yatim, dengan memanggil dua anak perwakilan dari anak yatim Kristen dan Islam. Anak yatim yang berlatar belakang Kristen, adalah seorang anak perempuan bernama Davina, lalu anak yatim berlatar belakang Muslim adalah seorang anak laki-laki bernama Umar.
Haidar Alwi bertanya kepada kedua anak itu, siapa nama kamu? Lalu mereka menjawab satu persatu dengan memperkenalkan namanya. Haidar Alwi berkata kepada kedua anak itu : “Davina, kalau kamu sudah besar, kamu jangan musuhan sama Umar ya. Juga sama orang orang yang berbeda agama, itu semua saudara kamu”. Demikian juga kepada Umar, Haidar Alwi berkata, Umar kalau kamu sudah besar kamu jangan lupa ya, Davina pernah ketemu kamu di sini, dan jangan bermusuhan ya dengan orang orang yang berbeda agama, karena kita semua ini saudara.
Hal ini penting sekali untuk kita semua mengingatkan tentang pentingnya Toleransi Indonesia, dan hal ini perlu sekali kita sampaikan sejak usia dini. Dan perlu kita ingat kita ini Indonesia, tidak ada minoritas ataupun mayoritas.
Hal ini juga disaksikan oleh aparat desa setempat dan pihak perwakilan TNI POLRI setempat.

Kehadiran Haidar Alwi, dalam situasi yang sangat sensitif, situasi yang sangat darurat, dimana penuh dengan ketegangan benar-benar membawa kesejukan pada saat itu. Mengembalikan ajaran dan keyakinan kepada cinta kasih, dan memberikan pencerahan atau edukasi kepada masyarakat untuk saling menjaga persaudaraan satu sama lain. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *