Jakarta – Perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan telah menjadi sorotan global. Resi Febriyanti, seorang aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang peduli terhadap isu lingkungan, mendesak pemerintah untuk segera melakukan percepatan transisi energi.
“Kita tidak bisa lagi menunda aksi nyata untuk mengatasi krisis iklim. Perubahan iklim telah memberikan dampak yang sangat nyata bagi kehidupan kita, mulai dari bencana alam yang semakin sering terjadi hingga ancaman terhadap ketahanan pangan,” ujarnya.
Menurut Resi, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Untuk itu, transisi menuju energi bersih dan terbarukan menjadi solusi yang paling efektif untuk mengatasi masalah ini.
“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan air. Dengan memanfaatkan potensi ini, kita tidak hanya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Melalui berbagai kebijakan dan regulasi, pemerintah mendorong pengembangan energi terbarukan dan efisiensi energi. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan merupakan salah satu contoh nyata dari upaya pemerintah tersebut.
Selain itu, Indonesia juga telah meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca dalam kontribusi nasionalnya (Nationally Determined Contribution/NDC). Komitmen ini sejalan dengan Perjanjian Paris, sebuah perjanjian internasional yang bertujuan untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius.
Meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam upaya transisi energi. Salah satu tantangan utama adalah ketergantungan pada energi fosil yang masih tinggi. Selain itu, investasi dalam infrastruktur energi terbarukan juga membutuhkan biaya yang besar.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang yang sangat besar. Transisi energi dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam ekonomi hijau di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, pengembangan energi terbarukan juga dapat meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.
Resi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut berperan aktif dalam upaya mengatasi perubahan iklim. “Mulai dari hal-hal kecil, seperti menghemat energi, menggunakan transportasi umum, dan mendaur ulang sampah, kita semua dapat berkontribusi,” ucapnya.
“Selain itu, kita juga perlu mendukung kebijakan pemerintah yang pro-lingkungan dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan,” tambah Resi.